Pada postingan sebelumnya kita telah membahas mengenai bagaimana cara Menghitung Tagihan listrik sebulan, khususnya untuk pemakaian listrik Rumah tangga.
Pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas bagaimana cara menghitung tagihan listrik perbulan untuk pemakaian listrik Industri, yang memakai tegangan 380volt listrik 3phase.
Berbeda dengan perhitungan pemakaian listrik rumah tangga (tegangan 220Volt / 1phase), Untuk sanggup menghitung pemakaian listrik industri dengan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, antara lain:
- Total kebutuhan daya listrik (KW), Untuk memilih besar Daya Terpasang
- Daya terpasang (KVA)
- Lama pemakaian listrik (Jam) pada Waktu Beban Puncak (WBP)
- Lama pemakaian listrik (Jam) Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
- Faktor perbandingan harga WBP dengan LWBP
- Perhitungan KWH meter
- Faktor perkalian CT pada KWH meter
- Faktor daya (Cosphi)
- Total Daya reaktif (KVArh)
Untuk lebih jelasnya, kita akan coba menciptakan contoh perhitungan biaya tagihan listrik untuk industri, berikut ini.
![]() |
| Biaya Listrik Industri |
Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri
Contoh perhitungan:Pada suatu industri yang memakai Listrik dari PLN untuk kebutuhan aneka macam peralatan listriknya, adapun listrik yang dipakai yaitu listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya aneka macam peralatan listrik yang dipakai sebagai berikut:
Total Kebutuhan Daya:
- 1 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 75KW
- 2 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 30KW
- 1 Unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 15KW
- 1 unit elektronik motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw
- 1 unit Heater 3 phase 380 Volt daya 22KW
- 1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW
- Lampu mercury 250watt sebanyak 30 buah (10 buah / phase), total 2,5kw
Total kebutuhan Daya: 200KW
Daya Terpasang
Dari perhitungan Total daya aneka macam peralatan listrik yang dipakai industri tersebut diatas, sanggup dijadikan sebagai teladan untuk memilih Daya Terpasang dari PLN.
Karena Total kebutuhan daya pada industri tersebut yaitu sebesar 200KW, maka Daya yang terpasang pada Industri tersebut termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), dengan memakai sebuah Trafo dengan daya 250KVA.
Daya terpasang > Kebutuhan DayaDaya terpasang yaitu diatas 200KVA dan termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM.
Lama Pemakaian Daya listrik
Karena Industri tersebut beroperasi selama 12 jam dari mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka sanggup dihitung usang pemakaian listrik yaitu sebagai berikut:
- Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP)
Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi:
3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan.
- Lama Pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
(12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan.
Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K)
Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K) diubahsuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.PLN
Nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tersebut dikenakan perbandingan harga dikala pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebesar 1,4.
K = 1,4.
Perhitungan KWH Meter
Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan pada instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase ibarat yang biasa terpasang di rumah-rumah.
KWH meter yang biasa kita gunakan di rumah, kita sanggup mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya dengan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal.
Namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan pada KWH meter Instalasi listrik 3 phase, memakai perhitungan:
(KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT
Faktor Perkalian CT pada KWH meter 3 phase
Sebagai contoh: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, dengan memakai Ratio CT sebesar 500/5, atau Faktor perkaliannya yaitu 500 : 5 = 100.
Berbeda dengan KWH Meter yang biasa dipakai untuk instalasi listrik rumah tangga, KWH meter 3 phase dengan daya yang cukup besar biasanya harus memakai faktor perkalian dari CT yang terpasang.
Jika CT yang terpasang pada KWHmeter yaitu 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya yang terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar 5 Ampere ke KWH meter.
Ukuran CT yang dipakai pada KWH meter 3phase menjadi faktor perkalian untuk menghitung total KWH yang terpakai.
Contoh perhitungan:
Pada KWH meter yang terpasang pada industri tersebut tercatat data KWH awal dan KWH Akhir selama sebulan yaitu sebagai berikut:
- KWH awal : 00000
- KWH simpulan : 00540
- Total Pemakaian (KWH): (KWH simpulan - KWH awal) x Faktor perkalian (CT)
- Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100
- Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan
- Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 3 Jam = 13.500 kwh/bulan
- Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan
Faktor Daya (Cosphi)
Faktor Daya (Cosphi) yaitu nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) dengan Daya Aktif (KW).
Semakin baik faktor daya pada instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu.
Penjelasan mengenai Daya Semu, Daya Aktif dan Daya reaktif
Jika suatu instalasi listrik mempunyai nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama dengan nilai daya semu.
Jika Cosphi = 1,00. maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA)Faktor daya (Cosphi) dipengaruhi oleh seberapa besar Daya reaktif yang dihasilkan oleh instalasi listrik tersebut, dan daya reaktif ini berasal dari pemakaian aneka macam alat-alat listrik yang menghasilkan induksi atau daya harmonik.
Semakin banyak jumlah pemakaian peralatan listrik yang menghasilkan daya harmonik, maka Daya reaktif yang dihasilkan akan semakin besar.Semakin besar daya reaktif yang dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tersebut.Pada perhitungan Tagihan listrik untuk industri, kalau faktor daya yang dihasilkan lebih rendah dari 0,85. maka akan terjadi penambahan biaya yang dihitung menurut daya reaktif yang dihasilkan.
Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik untuk industri, maka faktor daya harus diupayakan lebih besar dari 0,85, cara untuk memperbaiki faktor daya yaitu dengan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut.
Cara menghitung kebutuhan Kapasitor Bank
Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut yaitu 0.90, nilai faktor daya diperbaiki dengan memakai Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut tidak dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh).
Cara memasang Capasitor Bank dan rangkaiannya
Total Daya Reaktif (KVArh)
Jika suatu instalasi listrik 3phase mempunyai faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya untuk golongan tarif I3, yaitu sebesar:
Biaya kelebihan Daya reaktif untuk Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh.
Contoh perhitungan: Karena instalasi listrik pada industri tersebut mempunyai faktor daya 0,90 atau lebih besar dari 0,85. maka tidak dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (KVArh).
Total Biaya Pemakaian Listrik
Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, yaitu sebagai berikut:
- Biaya Beban
- Total Biaya WBP + LWBP
K x KWH x Rp.1.035,78
1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242
Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP):
Kwh x Rp.1.035,78
40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090
Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332
- KVArh
- PPJ
- Materai
Total biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh Industri tersebut, adalah: Rp.63.377.091,96
Semoga bermanfaat!
