Ads Kiri Khusus Desktop

Boyolali - Tips - Menghitung Satuan Watt, Ampere Dan Volt

Generating Link...
Mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt pada sistem kelistrikan dan bagaimana Menghitung Satuan Ampere, Watt dan Volt
Terkadang timbul pertanyaan 1 Ampere itu berapa watt, atau 1 Watt berapa Ampere, 1 Volt berapa Ampere, 1 Ampere berapa Volt, 1 watt berapa Volt, dan sebagainya.
Bagi anda yang benar-benar awam ihwal ilmu kelistrikan tentu hal ini menjadi suatu hal yang masuk akal untuk dipertanyakan, dan satu hal yang rasanya perlu untuk kita ketahui.

Dalam ilmu listrik, kita memang mengenal aneka macam satuan, dan diantara satuan-satuan listrik tersebut ialah Watt, Ampere dan Volt.
Baca juga: Berbagai satuan listrik dan penjelasannya

Apa bergotong-royong yang disebut dengan satuan Watt, Ampere dan Volt tersebut? Dan bagaimana perhitungan antara Watt, Ampere dan Volt?

Untuk lebih mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt, terlebih dahulu kita harus mengenal definisi dari masing-masing satuan listrik tersebut

Menghitung Satuan Watt, Ampere dan Volt

 Ampere dan Volt pada sistem kelistrikan dan bagaimana Menghitung Satuan Ampere Boyolali - Tips - Menghitung Satuan Watt, Ampere dan Volt
Menghitung Watt, Ampere dan Volt

Watt
Watt ialah satuan listrik untuk menyatakan besaran daya (Power) dari aneka macam peralatan listrik, Satuan Watt biasa kita jumpai pada aneka macam peralatan listrik yang biasa dipakai di rumah, ibarat Lampu TL 36Watt, Setrika 300Watt, Mesin basuh 150Watt, Pompa air 250Watt, dan sebagainya.

Satuan Watt disini menyatakan seberapa besar daya listrik yang diharapkan untuk menyalakan aneka macam peralatan listrik tersebut.

Selain itu, satuan Watt juga sanggup kita temukan pada aneka macam peralatan listrik lainnya, ibarat Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, dan sebagainya.

Satuan Watt disini menyatakan seberapa besar daya listrik yang sanggup dibebani atau ditanggung oleh aneka macam alat listrik tersebut.

Ampere
Ampere ialah satuan listrik untuk menyatakan besaran Arus listrik yang mengalir pada ketika alat listrik digunakan.

Satuan Ampere juga sanggup kita jumpai pada aneka macam peralatan listrik di rumah, Seperti MCB 2Ampere, Stopkontak 16Ampere, dan aneka macam peralatan listrik lainnya.

Satuan Ampere disini menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yang sanggup dialirkan melalui alat listrik tersebut.

Selain itu, Satuan Ampere juga sanggup kita jumpai pada aneka macam peralatan listrik lainnya, ibarat Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin basuh 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya.

Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir ketika alat listrik tersebut dinyalakan.

Volt
Volt ialah satuan listrik untuk menyatakan besaran Tegangan listrik yang dihasilkan atau diharapkan dari aneka macam sumber listrik.

Satuan listrik sanggup kita jumpai pada aneka macam alat listrik di rumah, ibarat pada Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, dan sebagainya.

Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yang diharapkan untuk menyalakan aneka macam alat listrik tersebut.

Selain itu, Satuan Volt sanggup kita jumpai pada aneka macam pembangkit listrik, ibarat Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya.

Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yang sanggup dihasilkan dari aneka macam pembangkit listrik tersebut.

Lalu apa hubungan antara Watt, Ampere dan Volt?
Sebenarnya yang harus kita ketahui pertama kali ialah Volt, sebagai satuan Tegangan listrik yang pertama kali dihasilkan dari pembangkit (Genset/PLN), alasannya ialah tanpa adanya Tegangan listrik maka tidak ada yang namanya Watt maupun Ampere.

Tegangan listrik dihasilkan dari sebuah pembangkit listrik dengan prinsip kerja GGL, Tegangan yang dihasilkan sebelum dipakai disebut dengan GGL (E), kemudian ketika Tegangan listrik ini dialirkan ke aneka macam alat listrik maka disebut dengan Tegangan Jepit (V).
Baca juga: Perbedaan dan rumus perhitungan GGL dan Tegangan Jepit

Lalu ketika Tegangan dialirkan pada suatu alat listrik, maka akan menghasilkan Arus listrik yang disebut dengan satuan Ampere.

Besaran Arus listrik yang mengalir dari sumber listrik menuju Alat listrik dipengaruhi oleh seberapa besar nilai tahanan pada suatu alat listrik tersebut, dan hal ini biasa disebut dengan Daya listrik dalam satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yang dibutuhkan, dan semakin kecil pula arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yang dibutuhkan, dan semakin besar pula arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Semakin kecil Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampere) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama.

Pernyataan diatas sanggup kita buktikan pada beberapa pola perhitungan berikut ini:

Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik mempunyai nilai resistan sebesar 100Ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebesar 220Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah:
Hukum Ohm: V= I x R
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 100ohm
  • I = 220Volt : 100ohm
  • I = 2,2 Ampere

Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yang dihasilkan bila nilai Resistannya diperbesar menjadi 200ohm?
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 200ohm
  • I = 220Volt : 200ohm
  • I = 1,1 Ampere

Kesimpulan: Semakin besar nilai resistan maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.

Lalu berapa besar Daya listrik (Watt), bila tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya 2,2Ampere?
Rumus Daya (Watt): P = V x I
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 2,2Ampere
  • P = 484 Watt.

Lalu, Berapa besar daya listrik (Watt) bila nilai arus listrik diperkecil menjadi 1,1 Ampere?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1,1Ampere
  • P = 264 Watt.

Kesimpulan: Semakin besar Daya (Watt) maka semakin besar Arus listrik yang dihasilkan (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.

Lalu, bagaimana bila Tegangan yang diubah menjadi lebih besar atau lebih kecil?

Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, ketika diberi tegangan listrik 220Volt maka menghasilkan arus listrik sebesar 2,2Ampere, kemudian berapa arus listrik yang dihasilkan bila tegangan diubah menjadi 380Volt?
  • P = V x I
  • 484Watt = 380Volt x I
  • I = 484Watt : 380Volt
  • I = 1,27 Ampere.

Kesimpulan, Semakin besar tegangan listrik yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (dengan besar daya tetap).

Namun perlu diingat, untuk mengubah tegangan ini hanya dipakai pada beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju Trafo, kemudian diturunkan kembali sesuai dengan besar tegangan listrik yang diharapkan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka tidak sanggup dipakai dengan tegangan 380Volt.

Dari perhitungan diatas, maka kita sanggup menghitung 1 Ampere berapa Watt, bila kita mengetahu tegangan listrik yang digunakan, sebagai pola bila tegangan listrik yang dipakai sebesar 220Volt, maka:

1 Ampere berapa Watt?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1Ampere
  • P = 220Watt
Makara 1 Ampere sama dengan 220 Watt, bila tegangan listrik yang dipakai ialah 220Volt.


1 Watt berapa Ampere?
  • P = V x I
  • 1 Watt = 220Volt x I
  • I = 1watt : 220Volt
  • I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, bila tegangan listrik yang dipakai ialah 220Volt.


Catatan:
Perhitungan diatas ialah perhitungan yang sederhana, untuk beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa besar cosphi (Faktor daya), selain itu bila memakai listrik 3 phase mempunyai perhitungan sebagai berikut:
Baca juga: Mengenal faktor daya (Cosphi) pada sistem kelistrikan

P = V x I x Cosphi x akar3


Semoga bermanfaat!

Ads Kanan Khusus Desktop